Tugas
Kelompok Softskill (Akuntansi Internasional)
Kelompok
dari Kelas 4EB23 :
o
Adi Nurohmandana (20212182)
o
Dwianto Khristiano (22212316)
o
Elena Carfin (22212449)
o
Mird Fahmi (24212597)
o
Reivinza Aldiv Alamsah (26212096)
SEJARAH
INFLASI NEGARA CHINA
Ø
Sejarah
Negara Cina
Cina
merupakan nama dari daerah budaya dan pemukiman turun temurun dari budaya kuno
sejak zaman dahulu sampai sekarang yang termasuk negara di Asia Timur. Salah
satu peradaban tertua di dunia adalah peradaban Cina, yaitu terdiri atas sejarah Cina dan budaya beberapa negara yang ada sejak 6
milenia.
Berdasarkan
sejarah Cina, perang saudara terakhir di sini berakhir dengan jalan buntu.
Akibatnya, terbentuklah dua negara dengan dua nama Cina, yaitu Republik Rakyat
Cina (lebih dikenal dengan nama Cina dan kekuasaannya di wilayah Cina daratan,
Hongkong, dan Makau) dan Republik Cina (lebih dikenal Taiwan) dengan kekuasaan
di Pulau Taiwan serta pulau-pulau sekitarnya. Tapi, sebagian besar negara lain
beranggapan bahwa daerah yang diperintah oleh Taiwan adalah bagian dari
Republik Rakyat Cina.
Sampai saat
ini, Cina adalah peradaban paling tua di dunia. Hal ini terlihat dari sistem
penulisan yang konsisten dari dulu sampai sekarang. Selain itu, banyak penemuan
penting yang berasal dari peradaban Cina kuno, misalnya kertas, kompas, serbuk
mesiu, dan lain-lain. Inilah sejarah Cina dengan peradabannya.
Sejarah Cina
diawali ketika manusia modern tiba pertama kali di Cina dari Asia Tengah
sekitar 50.000 SM. Mereka adalah manusia Zaman Batu yang tinggal di gua-gua
bersama anjing mereka. Mereka memenuhi kebutuhan makanan dengan cara berburu
dan meramu.
Pada 4000
SM, penduduk Cina mulai menanam padi serta beternak biri-biri dan ayam. Pada
3000 SM, mereka bahkan telah menggunakan gerabah dan tinggal di rumah. Dari
orang Asia Tengah, penduduk Cina belajar memanfaatkan kuda untuk menarik kereta
beroda. Orang Cina memasuki Zaman Perunggu pada 2000 SM. Saat itu mereka sudah
mempergunakan tulisan.
Sejarah Cina pada Masa Kekuasaan
Dinasti
Sekitar 1800
SM, Dinasti Shang menaklukkan sebagian besar wilayah Cina dan memerintah negeri
tersebut di bawah seorang kaisar. Sejak saat itu, sejarah Cina dicatat menurut
dinasti-dinasti yang berkuasa. Pada 1100 SM Dinasti Chou menaklukkan Cina.
Pada masa ini, yaitu sekitar 700 SM, para pandai besi Cina belajar membuat
peralatan dan senjata dari besi. Masa tersebut juga merupakan zaman Konfusius.
Namun, pada 481 SM Cina terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang saling
berperang. Kejadian ini adalah catatan sejarah Cina yang sangat
penting. Pada 221 SM, Dinasti Cina berhasil menyatukan Cina kembali.
Mereka bahkan membawa kejayaan Cina melebihi masa-masa sebelumnya. Bukti
kebesaran Dinasti Ch’in masih bisa dilihat hingga saat ini, yaitu Tembok Besar
Cina (bukti sejarah Cina yang mengagumkan).
Dinasti
Ch’in berumur pendek. Mereka digusur oleh Dinasti Han pada 202 SM. Dinasti Han
meraih banyak keberhasilan. Mereka berdagang sepanjang Jalur Sutera dengan
orang-orang Persia dan Romawi. Mereka juga menyerang India dan ketika kembali
membawa ajaran Buddha ke Cina. Pada 220 M, Cina kembali terpecah. Kali ini Cina
terbagi menjadi tiga kerajaan.
Pada 581 M,
seorang jenderal bernama Wen Ti berhasil menyatukan tiga kerajaan tersebut dan
mendirikan Dinasti Sui. Putra Wen Ti, Yang Ti, memerintahkan penggalian kanal
besar yang menghubungkan Sungai Kuning dan Sungai Yangtze. Namun, Yang Ti
terbunuh pada 618 M, dan penguasa berikutnya mendirikan Dinasti Tang.
Pada 618 M,
di bawah Dinasti Tang, kota-kota di Cina mulai tumbuh. Pajak dan perdagangan
diorganisasi dengan lebih baik. Wilayah Cina makin luas, dan bahkan lebih luas
daripada Cina saat ini. Namun, sejumlah perang saudara melemahkan Dinasti
Tang.
Pada 960 M,
Dinasti Sung mengambil alih Cina. Mereka menghadapi banyak masalah, di
antaranya penyerbu dari Asia Tengah yang mengganggu Jalur Sutera. Para pedagang
kemudian beralih ke selatan, yaitu India.
Pada 1279 M,
bangsa Mongol menyerbu dari Asia Tengah dan menaklukkan Cina. Bangsa Mongol
memerintah Cina di bawah Genghis Khan dan dilanjutkan oleh Kublai Khan. Mereka
mendirikan Dinasti Yuan, yang daerah kekuasaannya meliputi Asia Tengah, India,
Asia Barat, dan Eropa Timur. Namun, pada 1330 M, penduduk yang mendiami wilayah
Kekaisaran Mongol terserang wabah penyakit. Kerajaan Mongol pun tercerai-berai.
Sejarah Cina
menyebutkan bahwa Dinasti Ming mengambil alih kekuasaan pada 1368 M. Dinasti
Ming mencapai puncak kekuasaannya pada awal abad ke-15. Pasukan Cina kembali
menaklukkan Annam, wilayah Vietnam saat ini. Sementara itu, armada laut
Cina berlayar mengarungi Laut Cina dan Samudra Hindia. Mereka menjelajahi
lautan hingga pantai timur Afrika. Dinasti Ming melemah akibat perang
berkepanjangan melawan bangsa Mongol dan penyerangan kota-kota pesisir oleh
bangsa Jepang.
Pada 1644 M,
orang-orang Manchu merebut Beijing dan mendirikan dinasti kekaisaran terakhir,
Dinasti Qing. Penguasa Manchu meluaskan pengaruhnya hingga ke Xinjiang, Tibet,
dan Mongolia. Namun, pada abad ke-18 kekuasaan Dinasti Qing mulai melemah. Cina
terlibat dalam Perang Candu melawan Inggris pada 1840 M. Cina bahkan harus
menyerahkan Hong Kong kepada Inggris pada 1842 M. Penguasa Dinasti Qing
juga harus menghadapi beberapa pemberontakan, di antaranya Pemberontakan
Taiping, Nien, Panthay, dan Boxer. Akhirnya, Revolusi 1911 M yang dipimpin Sun
Yat-sen menjungkalkan Dinasti Qing dan mengakhiri monarki feodal Cina yang
telah berusia 2.000 tahun.
Sejarah Cina: Republik Cina.
Pada 12
Maret 1912, pemerintahan sementara Republik Cina terbentuk di Nanjing. Sun
Yat-sen terpilih sebagai presiden. Namun, sebagai bagian dari perjanjian agar
penguasa Qing mau mundur, Sun Yat-sen terpaksa menyerahkan kekuasaan kepada
Yuan Shikai, mantan perdana menteri pemerintahan Qing. Inilah awal mula sejarah
Cina yang berhubungan dengan pembentukan Republik Cina. Khawatir akan
timbulnya pemberontakan, Yuan Shikai mundur pada Maret 1916 dan meninggal pada
Juni di tahun yang sama. Kosongnya kekuasaan mengakibatkan Cina tercerai-berai.
Setiap wilayah menjadi daerah kekuasaan panglima-panglima perang yang saling
bersaing.
Sejarah Cina: Perseteruan KMT dan
PKC
Perseteruan
KMT dan PKC juga tercatat dalam sejarah Cina. Pada 1920-an, Sun Yat-sen
bermaksud menyatukan Cina kembali dan mendirikan basis perjuangannya di Cina
selatan. Dengan bantuan Uni Soviet, dia bersekutu dengan Partai Komunis Cina
(PKC). Setelah Sun Yat-sen meninggal pada 1925, penerusnya, Chiang Kai-shek
berhasil menguasai sebagian besar Cina di bawah bendera Kuomintang (KMT) yang
berhaluan nasionalis. Saat itu, PKC juga mulai berusaha menanamkan pengaruhnya
sehingga bersaing dengan KMT.
Pada 1927 M,
Chiang mengejar tentara PKC dan mendesak mereka dari basis-basis komunis di
Cina selatan dan timur. Pasukan PKC terpaksa mengadakan long march ke daerah
barat daya dan mendirikan basis gerilya di Provinsi Yan’an dan Shaanxi. Selama
long march ini, muncul pemimpin PKC yang baru, Mao Zedong.
Sejarah Cina: Republik Rakyat Cina
Bagian dari
artikel ini membahas sejarah Cina yang berhubungan dengan berdirinya Republik
Rakyat Cina. Setelah sempat bersatu menghadapi Jepang antara 1937 – 1945, KMT
dan PKC kembali bermusuhan setelah Perang Dunia II berakhir. Pada 1949, PKC
keluar sebagai pemenang dan menjadi penguasa tunggal di Cina daratan. Republik
Rakyat Cina secara resmi berdiri pada 1 Oktober 1949 dengan ibu kota Beijing.
Kuomintang kemudian menyingkir ke Taiwan. Itulah paparan tentang sejarah Cina
yang panjang dan sangat beragam.
Ø
Inflasi yang
Terjadi di Negara China
Republik Rakyat China mengalami masa inflasi terparah pada tahun 1948-49.
Memaksa bank sentral dari sebuah wilayah regionalnya yaitu provinsi Xinjiang
mengeluarkan mata uang dengan nominal 6.000.000.000 Yuan pada tahun 1949.
China yang kini masuk negara dengan perekonomian terkuat pernah mengalami
hiperinflasi. Negara ini mengalami hiperinflasi pada Oktober 1947 hingga
Mei 1949 dengan tingkat inflasi 14%. Kondisi ini membuat harga meningkat dua
kali lipat setiap lima hari, 8 jam. Hiper inflasi China terjadi setelah Perang
Dunia II. Kala itu China terbagi oleh perang saudara. Nasionalis dan Komunis
berjuang untuk mengontrol negara dan bersaing dalam proses memperkenalkan mata
uang, meninggalkan sistem moneter China terfragmentasi di 1948.
Dapat dilihat dari media massa di Hongkong SAR seperti The Standard, South
China Morning Post, dan Financial Times pada pertengahan Desember 2007 ramai
memberitakan inflasi China yang mencapai 6,9 persen (Oktober 2006-Oktober
2007). Angka ini merupakan angka tertinggi sejak 11 tahun terakhir.
Tingkat Inflasi Ringan pada Tahun
2013 di Negara China
Tingkat
inflasi di China pada 2013 hanya 2,6 persen, jauh di bawah target yang
ditetapkan pemerintah sebesar 3,5 persen. Angka untuk indeks harga konsumen
(CPI), merupakan ukuran utama inflasi yang dirilis Biro Statistik Nasional
(NBS) China pada 2012, tidak berubah. Analis secara luas menyambutkan statistik
menunjukkan outlook harga stabil dan kesempatan untuk mengurangi pengetatan
moneter.
Inflasi
telah melambat sejak 2011, ketika CPI tahunan naik menjadi 5,4 persen. Ini
adalah tahun kedua data inflasi datang melemah setelah ekonomi China
menunjukkan beberapa tanda-tanda kekuatan dalam paruh kedua tahun lalu (setelah
pertumbuhan melambat selama enam bulan pertama). Untuk Desember, inflasi datang
di angka 2,5 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, dan
melambat dari angka tahun-ke-tahun (yoy) pada November 2013, sebesar 3,0
persen.
Hasil
Desember sama dengan peningkatan rata-rata 2,5 persen yang diperkirakan 13
analis dalam survei yang dilakukan Dow Jones Newswires. Ekonom Bank of America
Merrill Lynch, Ting Lu Zhi dan Xiaojia mengatakan, angka CPI menjadi pertanda
baik untuk mengelola kondisi likuiditas di China yang fluktuatif tahun lalu.
"Inflasi yang terjaga akan mendukung (kebijakan) moneter netral daripada
pengetatan," kata mereka, dalam sebuah catatan penelitian, seperti
dilansir dari AFP, Kamis (9/1/2014).
Mereka
menekankan bahwa pasar dalam dua bulan terakhir telah menunjukkan keprihatinan
mengenai apakah bank sentral (PBOC) akan memperketat pasokan kredit jika CPI
naik mendekati sasaran pemerintah 3,5 persen. "Dengan demikian kita
percaya inflasi CPI di bawah 3,0 persen bisa menjadi kabar baik bagi pasar,
dimana pengetatan moneter tidak dibenarkan," tegas mereka.
Menurut NBS,
indeks harga produsen China (PPI), yang mengukur harga barang di pabrik menurun
1,9 persen pada 2013. PPI juga turun 1,4 persen yoy pada Desember, melanjutkan
serangkaian penurunan panjang. Perekonomian China kemungkinan akan tumbuh 7,6
persen pada 2013, menurut sebuah laporan pemerintah yang dikutip oleh media
setempat bulan lalu, sedikit di atas target resmi negara itu dan hanya di bawah
angka 7,7 persen pada 2012 (kinerja terburuk dalam 13 tahun).
Sebagai hasilnya, secara keseluruhan di sepanjang tahun 2014, inflasi China
tercatat mencapai 2 persen, di mana tingkat tersebut tercatat turun sebesar 0,6
poin dibanding tahun sebelumnya.
BEIJING - Angka inflasi di China pada April 2015 naik moderat sebesar 1,5%
sebagai tanda penurunan harga dalam 37 bulan berturut-turut. Hal ini
disampaikan Biro Statistik Nasional China dalam laporannya.
Tingkat Inflasi Ringan Kembali Terjadi Pada Tahun 2016 di Negara China
Inflasi
China meningkat jadi 2,3 persen di
bulan Februari, didorong oleh peningkatan harga-harga barang pangan, namun
masih dibawah target resmi pemerintah untuk tahun ini.
Harga-harga konsumen sebagaimana
dilaporkan pada hari Kamis meningkat 1,8 persen dibandingkan bulan
Januari. Harga-harga bahan pangan meningkat 7,3 persen,
naik dari peningkatan bulan sebelumnya sebesar 4,1 persen.
Inflasi
diperkirakan akan berangsur-angsur meningkat tahun ini, meskipun analis
mengatakan tampaknya tidak mungkin untuk menyentuh tingkat yang akan menghambat
rencana para pemimpin China untuk mendorong belanja pemerintah untuk menopang
pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Minggu lalu
pemerintah telah menentukan target resmi inflasi untuk tahun ini sebesar 3 persen.
“Melonjaknya
inflasi bahan pangan bulan lalu bersifat musiman dan terbukti tidak akan
bertahan lama,” ujar Julian Evans-Prichard dari Capital Econmics dalam sebuah
laporan.
“Tekanan-tekanan
harga di tempat lain mungkin akan mulai terasa dalam kuartal mendatang namun
seyogyanya tidak akan bertahan lama hingga dapat menghambat pelonggaran
kebijakan.”
Harga-harga
dari produsen, yang telah mengalami kemerosotan lebih dari tiga tahun,
mengalami kemerosotan sebesar 4,9 persen di bulan Februari dibandingkan tahun
sebelumnya, sedikit perbaikan dibandingkan kemerosotan bulan lalu yang berada
dalam posisi 5,3 persen.
Harga-harga
produsen, melakukan pengukuran saat barang meninggalkan pabrik, telah mengalami
tekanan yang disebabkan oleh surplus kapasitas produksi dari sektor-sektor
industri seperti besi baja, batubara, semen, dan aluminum selain juga rendahnya
harga-harga komoditas di tingkat global.
Kondisi ini
telah menyebabkan beberapa perusahaan bangkrut dan mendorong para produsen besi
baja untuk mengekspor surplus produksi mereka, yang membuat kesal para mitra
dagang China.
Pemerintah sedang berada di
tengah-tengah kampanye untuk mengurangi tingkat produksi besi baja dan batu
bara dan menyatakan bidang-bidang lain akan menjadi sasaran juga.
Ø
Kategori Inflasi
Negara China
Inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga - harga secara umum dan terus - menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapatdisebabkan oleh berbagai
faktor.
Kategori inflasi :
·
Inflasi
Ringan : kurang dari 10% per tahun
·
Inflasi
Sedang : antara 10% sampai 30% per tahun
·
Inflasi
Berat : antara 30% sampai 100% per tahun
·
Hiperinflasi
: lebih dari 100% per tahun
Siapa sangka China yang kini
masuk negara dengan perekonomian terkuat pernah mengalami hiperinflasi. Negara
ini mengalami hiperinflasi pada Oktober 1947 hingga Mei 1949 dengan
tingkat inflasi 14%. Kondisi ini membuat harga meningkat dua kali lipat setiap
lima hari, 8 jam. Hiper inflasi China terjadi setelah Perang Dunia II. Kala itu
China terbagi oleh perang saudara. Nasionalis dan Komunis berjuang untuk
mengontrol negara dan bersaing dalam proses memperkenalkan mata uang,
meninggalkan sistem moneter China terfragmentasi di 1948.
Namun angka inflasi di China
pada April 2016 sebesar 2,3% sebagai tanda penurunan
harga dalam beberapa bulan terakhir berturut-turut, yang tergolong sebagai kategori “INFLASI
RINGAN”.
Ø Cara
Mengatasi Inflasi Menurut Kelompok
Menurut
Kelompok kami ada 2 kebijakan dalam mengatasi masalah yaitu dengan kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal, berikut beberapa cara dalam mengatasi Inflasi di
Negara Cina dengan beberapa hal yaitu :
1. Kebijakan
Moneter
Kebijakan
moneter adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang
otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan
pengaturan tingkat suku bunga dan kredit.
Kebijakan
moneter biasanya lebih efektif untuk mengatasi masalah inflasi dari pada untuk
mendorong ekspansi kegiatan ekonomi pada jangka pendek. Hal tersebut disebabkan
inflasi dapat diatasi dengan mengendalikan permintaan total masyarakat melalui
pengurangan jumlah uang beredar.
Dalam
kebijakan moneter melalui Bank Sentral untuk mengatasi masalah inflasi adalah
sebagai berikut.
1. Operasi
Pasar Terbuka atau Open Market Operation
Operasi pasar terbuka adalah usaha
atau tindakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli atau
menjual surat berharga milik negara. Kegiatan penjualan surat berharga ini akan
mengurangi cadangan wajib bank umum. Dengan demikian, jumlah uang beredar di
masyarakat akan berkurang dan kenaikan harga-harga pun dapat ditekan.
2. Kebijakan
Tingkat Suku Bunga Diskonto atau Discount Rate Policy
Kebijakan tingkat suku bunga
diskonto adalah tindakan Bank Sentral dengan mengubah tingkat suku bunga
diskonto yang harus dibayar oleh bank umum atas dana pinjaman dari Bank
Sentral. Kenaikan suku bunga diskonto akan menyebabkan naik suku bunga kredit
kepada masyarakat. Sehingga kredit investasi yang diberikan akan turun.
Turunnya kredit investasi berakibat pula pada menurunnya pendapatan nasional.
3. Kebijakan
Kredit Selektif
Kebijakan kredit selektif berkaitan
dengan kebijakan bank umum dalam menyalurkan kredit kepada nasabah (masyarakat)
dengan memperhatikan unsur character, collateral, capital, capacity, dan
condition of economy.
2. Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
fiskal menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah dan perpajakan yang secara
langsung memengaruhi permintaan total dan memengaruhi harga. Inflasi dapat
dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal seperti
pengurangan pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak akan dapat mengurangi
permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan. Kebijakan fiskal dapat
ditempuh melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan
penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat pajak yang tinggi bagi unit
usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok masyarakat atau dengan mengenakan
jenis-jenis pajak baru.
2.
Mengurangi pengeluaran pemerintah, dengan jalan menunda atau menghapuskan
pengeluaran yang bukan prioritas.
3. Mengadakan
pinjaman pemerintah, yaitu mengurangi pembayaran yang dilakukan pada masyarakat
dan mengembalikannya di kemudian hari, misalnya dalam bentuk pensiun.
Ø
Kebijakan
Pemerintah China Untuk Mengatasi Inflasi
China dalam beberapa tahun
terakhir ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat. Tetapi ekspansi yang
cepat ini menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi diatas target bank sentral.
Selain itu juga timbul kekhawatiran adanya formasi gelembung aset. Pemerintah China saat ini telah mencoba menahan laju inflasi dan lonjakan harga properti
dengan memperketat pasar kredit. Bank sentral telah meningkatkan suku bunga
acuan lima kali dalam beberapa tahun terakhir dan juga meningkatkan cadangan
rasio bank, kemudian mengurangi jumlah uang yang bisa dipinjam. Analis
mengatakan disaat kebijakan ini bisa mengurangi lonjakan harga, mereka
menurunkan pertumbuhan.
Maka dari itu pemerintah China membuat kebijakan dengan meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan daya tarik investasi dan pasar-pasar di China telah mendorong
perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia berbondong-bondong menanamkan
investasinya. China menerima investasi asing dalam jumlah amat besar, jauh
melebihi investasi asing ke Negara-negara kawasan Asia-Pasifik lainnya (di luar
Jepang).
Dalam pertumbuhan ekonomi di cina factor-faktor yang mempengaruhi anatara
lain: Rendahnya Upah Buruh, Stabilitas Politik, Kebijakan Pendidikan, Kebijakan
Pembangunan Infrastuktur, Semangat Wirausaha dan Deng
Xiaoping tokoh kunci keberhasilan pembangunan ekonomi China, setelah
melakukan serangkaian reformasi yang ditujukan untuk menyelesaikan
situasi ekonomi China.
DAFTAR PUSTAKA :
http://www.voaindonesia.com/content/inflasi-china-meningkat-jadi-2-koma-3-persen/3228662.html