Minggu, 29 Mei 2016

Tugas Kelompok Softskill (Akuntansi Internasional)

Tugas Kelompok Softskill (Akuntansi Internasional)
Kelompok dari Kelas 4EB23  :
o   Adi Nurohmandana                (20212182)
o   Dwianto Khristiano                (22212316)
o   Elena Carfin                            (22212449)
o   Mird Fahmi                             (24212597)
o   Reivinza Aldiv Alamsah         (26212096)

SEJARAH INFLASI NEGARA CHINA

Ø   Sejarah Negara Cina
Cina merupakan nama dari daerah budaya dan pemukiman turun temurun dari budaya kuno sejak zaman dahulu sampai sekarang yang termasuk negara di Asia Timur. Salah satu peradaban tertua di dunia adalah peradaban Cina, yaitu terdiri atas sejarah Cina dan budaya beberapa negara yang ada sejak 6 milenia.
Berdasarkan sejarah Cina, perang saudara terakhir di sini berakhir dengan jalan buntu. Akibatnya, terbentuklah dua negara dengan dua nama Cina, yaitu Republik Rakyat Cina (lebih dikenal dengan nama Cina dan kekuasaannya di wilayah Cina daratan, Hongkong, dan Makau) dan Republik Cina (lebih dikenal Taiwan) dengan kekuasaan di Pulau Taiwan serta pulau-pulau sekitarnya. Tapi, sebagian besar negara lain beranggapan bahwa daerah yang diperintah oleh Taiwan adalah bagian dari Republik Rakyat Cina. 
Sampai saat ini, Cina adalah peradaban paling tua di dunia. Hal ini terlihat dari sistem penulisan yang konsisten dari dulu sampai sekarang. Selain itu, banyak penemuan penting yang berasal dari peradaban Cina kuno, misalnya kertas, kompas, serbuk mesiu, dan lain-lain. Inilah sejarah Cina dengan peradabannya. 
Sejarah Cina diawali ketika manusia modern tiba pertama kali di Cina dari Asia Tengah sekitar 50.000 SM. Mereka adalah manusia Zaman Batu yang tinggal di gua-gua bersama anjing mereka. Mereka memenuhi kebutuhan makanan dengan cara berburu dan meramu. 
Pada 4000 SM, penduduk Cina mulai menanam padi serta beternak biri-biri dan ayam. Pada 3000 SM, mereka bahkan telah menggunakan gerabah dan tinggal di rumah. Dari orang Asia Tengah, penduduk Cina belajar memanfaatkan kuda untuk menarik kereta beroda. Orang Cina memasuki Zaman Perunggu pada 2000 SM. Saat itu mereka sudah mempergunakan tulisan.
Sejarah Cina pada Masa Kekuasaan Dinasti
Sekitar 1800 SM, Dinasti Shang menaklukkan sebagian besar wilayah Cina dan memerintah negeri tersebut di bawah seorang kaisar. Sejak saat itu, sejarah Cina dicatat menurut dinasti-dinasti yang berkuasa. Pada 1100 SM Dinasti Chou menaklukkan Cina. Pada masa ini, yaitu sekitar 700 SM, para pandai besi Cina belajar membuat peralatan dan senjata dari besi. Masa tersebut juga merupakan zaman Konfusius. Namun, pada 481 SM Cina terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang saling berperang. Kejadian ini adalah catatan sejarah Cina yang sangat penting. Pada 221 SM, Dinasti Cina berhasil menyatukan Cina kembali. Mereka bahkan membawa kejayaan Cina melebihi masa-masa sebelumnya. Bukti kebesaran Dinasti Ch’in masih bisa dilihat hingga saat ini, yaitu Tembok Besar Cina (bukti sejarah Cina yang mengagumkan). 
Dinasti Ch’in berumur pendek. Mereka digusur oleh Dinasti Han pada 202 SM. Dinasti Han meraih banyak keberhasilan. Mereka berdagang sepanjang Jalur Sutera dengan orang-orang Persia dan Romawi. Mereka juga menyerang India dan ketika kembali membawa ajaran Buddha ke Cina. Pada 220 M, Cina kembali terpecah. Kali ini Cina terbagi menjadi tiga kerajaan.
Pada 581 M, seorang jenderal bernama Wen Ti berhasil menyatukan tiga kerajaan tersebut dan mendirikan Dinasti Sui. Putra Wen Ti, Yang Ti, memerintahkan penggalian kanal besar yang menghubungkan Sungai Kuning dan Sungai Yangtze. Namun, Yang Ti terbunuh pada 618 M, dan penguasa berikutnya mendirikan Dinasti Tang.
Pada 618 M, di bawah Dinasti Tang, kota-kota di Cina mulai tumbuh. Pajak dan perdagangan diorganisasi dengan lebih baik. Wilayah Cina makin luas, dan bahkan lebih luas daripada Cina saat ini. Namun, sejumlah perang saudara melemahkan Dinasti Tang. 
Pada 960 M, Dinasti Sung mengambil alih Cina. Mereka menghadapi banyak masalah, di antaranya penyerbu dari Asia Tengah yang mengganggu Jalur Sutera. Para pedagang kemudian beralih ke selatan, yaitu India.
Pada 1279 M, bangsa Mongol menyerbu dari Asia Tengah dan menaklukkan Cina. Bangsa Mongol memerintah Cina di bawah Genghis Khan dan dilanjutkan oleh Kublai Khan. Mereka mendirikan Dinasti Yuan, yang daerah kekuasaannya meliputi Asia Tengah, India, Asia Barat, dan Eropa Timur. Namun, pada 1330 M, penduduk yang mendiami wilayah Kekaisaran Mongol terserang wabah penyakit. Kerajaan Mongol pun tercerai-berai.
Sejarah Cina menyebutkan bahwa Dinasti Ming mengambil alih kekuasaan pada 1368 M. Dinasti Ming mencapai puncak kekuasaannya pada awal abad ke-15. Pasukan Cina kembali menaklukkan Annam, wilayah Vietnam saat ini.  Sementara itu, armada laut Cina berlayar mengarungi Laut Cina dan Samudra Hindia. Mereka menjelajahi lautan hingga pantai timur Afrika. Dinasti Ming melemah akibat perang berkepanjangan melawan bangsa Mongol dan penyerangan kota-kota pesisir oleh bangsa Jepang.
Pada 1644 M, orang-orang Manchu merebut Beijing dan mendirikan dinasti kekaisaran terakhir, Dinasti Qing. Penguasa Manchu meluaskan pengaruhnya hingga ke Xinjiang, Tibet, dan Mongolia. Namun, pada abad ke-18 kekuasaan Dinasti Qing mulai melemah. Cina terlibat dalam Perang Candu melawan Inggris pada 1840 M. Cina bahkan harus menyerahkan Hong Kong kepada Inggris pada 1842 M. Penguasa Dinasti Qing juga harus menghadapi beberapa pemberontakan, di antaranya Pemberontakan Taiping, Nien, Panthay, dan Boxer. Akhirnya, Revolusi 1911 M yang dipimpin Sun Yat-sen menjungkalkan Dinasti Qing dan mengakhiri monarki feodal Cina yang telah berusia 2.000 tahun.
Sejarah Cina: Republik Cina.
Pada 12 Maret 1912, pemerintahan sementara Republik Cina terbentuk di Nanjing. Sun Yat-sen terpilih sebagai presiden. Namun, sebagai bagian dari perjanjian agar penguasa Qing mau mundur, Sun Yat-sen terpaksa menyerahkan kekuasaan kepada Yuan Shikai, mantan perdana menteri pemerintahan Qing. Inilah awal mula sejarah Cina yang berhubungan dengan pembentukan Republik Cina. Khawatir akan timbulnya pemberontakan, Yuan Shikai mundur pada Maret 1916 dan meninggal pada Juni di tahun yang sama. Kosongnya kekuasaan mengakibatkan Cina tercerai-berai. Setiap wilayah menjadi daerah kekuasaan panglima-panglima perang yang saling bersaing.
Sejarah Cina: Perseteruan KMT dan PKC
Perseteruan KMT dan PKC juga tercatat dalam sejarah Cina. Pada 1920-an, Sun Yat-sen bermaksud menyatukan Cina kembali dan mendirikan basis perjuangannya di Cina selatan. Dengan bantuan Uni Soviet, dia bersekutu dengan Partai Komunis Cina (PKC). Setelah Sun Yat-sen meninggal pada 1925, penerusnya, Chiang Kai-shek berhasil menguasai sebagian besar Cina di bawah bendera Kuomintang (KMT) yang berhaluan nasionalis. Saat itu, PKC juga mulai berusaha menanamkan pengaruhnya sehingga bersaing dengan KMT.
Pada 1927 M, Chiang mengejar tentara PKC dan mendesak mereka dari basis-basis komunis di Cina selatan dan timur. Pasukan PKC terpaksa mengadakan long march ke daerah barat daya dan mendirikan basis gerilya di Provinsi Yan’an dan Shaanxi. Selama long march ini, muncul pemimpin PKC yang baru, Mao Zedong.
Sejarah Cina: Republik Rakyat Cina
Bagian dari artikel ini membahas sejarah Cina yang berhubungan dengan berdirinya Republik Rakyat Cina. Setelah sempat bersatu menghadapi Jepang antara 1937 – 1945, KMT dan PKC kembali bermusuhan setelah Perang Dunia II berakhir. Pada 1949, PKC keluar sebagai pemenang dan menjadi penguasa tunggal di Cina daratan. Republik Rakyat Cina secara resmi berdiri pada 1 Oktober 1949 dengan ibu kota Beijing. Kuomintang kemudian menyingkir ke Taiwan. Itulah paparan tentang sejarah Cina yang panjang dan sangat beragam.

Ø    Inflasi yang Terjadi di  Negara China
Republik Rakyat China mengalami masa inflasi terparah pada tahun 1948-49. Memaksa bank sentral dari sebuah wilayah regionalnya yaitu provinsi Xinjiang mengeluarkan mata uang dengan nominal 6.000.000.000 Yuan pada tahun 1949.
China yang kini masuk negara dengan perekonomian terkuat pernah mengalami hiperinflasi. Negara ini  mengalami hiperinflasi pada Oktober 1947 hingga Mei 1949 dengan tingkat inflasi 14%. Kondisi ini membuat harga meningkat dua kali lipat setiap lima hari, 8 jam. Hiper inflasi China terjadi setelah Perang Dunia II. Kala itu China terbagi oleh perang saudara. Nasionalis dan Komunis berjuang untuk mengontrol negara dan bersaing dalam proses memperkenalkan mata uang, meninggalkan sistem moneter China terfragmentasi di 1948.
Dapat dilihat dari media massa di Hongkong SAR seperti The Standard, South China Morning Post, dan Financial Times pada pertengahan Desember 2007 ramai memberitakan inflasi China yang mencapai 6,9 persen (Oktober 2006-Oktober 2007). Angka ini merupakan angka tertinggi sejak 11 tahun terakhir.
Tingkat Inflasi Ringan pada Tahun 2013 di Negara China
Tingkat inflasi di China pada 2013 hanya 2,6 persen, jauh di bawah target yang ditetapkan pemerintah sebesar 3,5 persen. Angka untuk indeks harga konsumen (CPI), merupakan ukuran utama inflasi yang dirilis Biro Statistik Nasional (NBS) China pada 2012, tidak berubah. Analis secara luas menyambutkan statistik menunjukkan outlook harga stabil dan kesempatan untuk mengurangi pengetatan moneter.
Inflasi telah melambat sejak 2011, ketika CPI tahunan naik menjadi 5,4 persen. Ini adalah tahun kedua data inflasi datang melemah setelah ekonomi China menunjukkan beberapa tanda-tanda kekuatan dalam paruh kedua tahun lalu (setelah pertumbuhan melambat selama enam bulan pertama). Untuk Desember, inflasi datang di angka 2,5 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, dan melambat dari angka tahun-ke-tahun (yoy) pada November 2013, sebesar 3,0 persen.
Hasil Desember sama dengan peningkatan rata-rata 2,5 persen yang diperkirakan 13 analis dalam survei yang dilakukan Dow Jones Newswires. Ekonom Bank of America Merrill Lynch, Ting Lu Zhi dan Xiaojia mengatakan, angka CPI menjadi pertanda baik untuk mengelola kondisi likuiditas di China yang fluktuatif tahun lalu. "Inflasi yang terjaga akan mendukung (kebijakan) moneter netral daripada pengetatan," kata mereka, dalam sebuah catatan penelitian, seperti dilansir dari AFP, Kamis (9/1/2014).
Mereka menekankan bahwa pasar dalam dua bulan terakhir telah menunjukkan keprihatinan mengenai apakah bank sentral (PBOC) akan memperketat pasokan kredit jika CPI naik mendekati sasaran pemerintah 3,5 persen. "Dengan demikian kita percaya inflasi CPI di bawah 3,0 persen bisa menjadi kabar baik bagi pasar, dimana pengetatan moneter tidak dibenarkan," tegas mereka.
Menurut NBS, indeks harga produsen China (PPI), yang mengukur harga barang di pabrik menurun 1,9 persen pada 2013. PPI juga turun 1,4 persen yoy pada Desember, melanjutkan serangkaian penurunan panjang. Perekonomian China kemungkinan akan tumbuh 7,6 persen pada 2013, menurut sebuah laporan pemerintah yang dikutip oleh media setempat bulan lalu, sedikit di atas target resmi negara itu dan hanya di bawah angka 7,7 persen pada 2012 (kinerja terburuk dalam 13 tahun).
Sebagai hasilnya, secara keseluruhan di sepanjang tahun 2014, inflasi China tercatat mencapai 2 persen, di mana tingkat tersebut tercatat turun sebesar 0,6 poin dibanding tahun sebelumnya. 
BEIJING - Angka inflasi di China pada April 2015 naik moderat sebesar 1,5% sebagai tanda penurunan harga dalam 37 bulan berturut-turut. Hal ini disampaikan Biro Statistik Nasional China dalam laporannya.
Tingkat Inflasi Ringan Kembali Terjadi Pada Tahun 2016 di Negara China
Inflasi China meningkat jadi 2,3 persen di bulan Februari, didorong oleh peningkatan harga-harga barang pangan, namun masih dibawah target resmi pemerintah untuk tahun ini.
Harga-harga konsumen sebagaimana dilaporkan pada hari Kamis meningkat 1,8 persen dibandingkan bulan Januari. Harga-harga bahan pangan meningkat 7,3 persen, naik dari peningkatan bulan sebelumnya sebesar 4,1 persen.
Inflasi diperkirakan akan berangsur-angsur meningkat tahun ini, meskipun analis mengatakan tampaknya tidak mungkin untuk menyentuh tingkat yang akan menghambat rencana para pemimpin China untuk mendorong belanja pemerintah untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Minggu lalu pemerintah telah menentukan target resmi inflasi untuk tahun ini sebesar 3 persen.
“Melonjaknya inflasi bahan pangan bulan lalu bersifat musiman dan terbukti tidak akan bertahan lama,” ujar Julian Evans-Prichard dari Capital Econmics dalam sebuah laporan. 
“Tekanan-tekanan harga di tempat lain mungkin akan mulai terasa dalam kuartal mendatang namun seyogyanya tidak akan bertahan lama hingga dapat menghambat pelonggaran kebijakan.”
Harga-harga dari produsen, yang telah mengalami kemerosotan lebih dari tiga tahun, mengalami kemerosotan sebesar 4,9 persen di bulan Februari dibandingkan tahun sebelumnya, sedikit perbaikan dibandingkan kemerosotan bulan lalu yang berada dalam posisi 5,3 persen.
Harga-harga produsen, melakukan pengukuran saat barang meninggalkan pabrik, telah mengalami tekanan yang disebabkan oleh surplus kapasitas produksi dari sektor-sektor industri seperti besi baja, batubara, semen, dan aluminum selain juga rendahnya harga-harga komoditas di tingkat global. 
Kondisi ini telah menyebabkan beberapa perusahaan bangkrut dan mendorong para produsen besi baja untuk mengekspor surplus produksi mereka, yang membuat kesal para mitra dagang China.
Pemerintah sedang berada di tengah-tengah kampanye untuk mengurangi tingkat produksi besi baja dan batu bara dan menyatakan bidang-bidang lain akan menjadi sasaran juga.
Ø   Kategori Inflasi Negara China
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga - harga secara umum dan terus - menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapatdisebabkan oleh berbagai faktor.
Kategori inflasi :
·                     Inflasi Ringan : kurang dari 10% per tahun
·                     Inflasi Sedang : antara 10% sampai 30% per tahun
·                     Inflasi Berat : antara 30% sampai 100% per tahun
·                     Hiperinflasi : lebih dari 100% per tahun
Siapa sangka China yang kini masuk negara dengan perekonomian terkuat pernah mengalami hiperinflasi. Negara ini  mengalami hiperinflasi pada Oktober 1947 hingga Mei 1949 dengan tingkat inflasi 14%. Kondisi ini membuat harga meningkat dua kali lipat setiap lima hari, 8 jam. Hiper inflasi China terjadi setelah Perang Dunia II. Kala itu China terbagi oleh perang saudara. Nasionalis dan Komunis berjuang untuk mengontrol negara dan bersaing dalam proses memperkenalkan mata uang, meninggalkan sistem moneter China terfragmentasi di 1948.
Namun angka inflasi di China pada April 2016 sebesar 2,3% sebagai tanda penurunan harga dalam beberapa bulan terakhir berturut-turut, yang tergolong sebagai kategori “INFLASI RINGAN”.
Description: Description: China Inflation Rate

Ø   Cara Mengatasi Inflasi Menurut Kelompok
Menurut Kelompok kami ada 2 kebijakan dalam mengatasi masalah yaitu dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, berikut beberapa cara dalam mengatasi Inflasi di Negara Cina dengan beberapa hal yaitu :
1.      Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan tingkat suku bunga dan kredit.
Kebijakan moneter biasanya lebih efektif untuk mengatasi masalah inflasi dari pada untuk mendorong ekspansi kegiatan ekonomi pada jangka pendek. Hal tersebut disebabkan inflasi dapat diatasi dengan mengendalikan permintaan total masyarakat melalui pengurangan jumlah uang beredar.
Dalam kebijakan moneter melalui Bank Sentral untuk mengatasi masalah inflasi adalah sebagai berikut.
1.         Operasi Pasar Terbuka atau Open Market Operation
Operasi pasar terbuka adalah usaha atau tindakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli atau menjual surat berharga milik negara. Kegiatan penjualan surat berharga ini akan mengurangi cadangan wajib bank umum. Dengan demikian, jumlah uang beredar di masyarakat akan berkurang dan kenaikan harga-harga pun dapat ditekan.
2.        Kebijakan Tingkat Suku Bunga Diskonto atau Discount Rate Policy
Kebijakan tingkat suku bunga diskonto adalah tindakan Bank Sentral dengan mengubah tingkat suku bunga diskonto yang harus dibayar oleh bank umum atas dana pinjaman dari Bank Sentral. Kenaikan suku bunga diskonto akan menyebabkan naik suku bunga kredit kepada masyarakat. Sehingga kredit investasi yang diberikan akan turun. Turunnya kredit investasi berakibat pula pada menurunnya pendapatan nasional.
3.        Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan kredit selektif berkaitan dengan kebijakan bank umum dalam menyalurkan kredit kepada nasabah (masyarakat) dengan memperhatikan unsur character, collateral, capital, capacity, dan condition of economy.

2.      Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah dan perpajakan yang secara langsung memengaruhi permintaan total dan memengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal seperti pengurangan pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan. Kebijakan fiskal dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
1.       Meningkatkan penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat pajak yang tinggi bagi unit usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok masyarakat atau dengan mengenakan jenis-jenis pajak baru.
2.       Mengurangi pengeluaran pemerintah, dengan jalan menunda atau menghapuskan pengeluaran yang bukan prioritas.
3.       Mengadakan pinjaman pemerintah, yaitu mengurangi pembayaran yang dilakukan pada masyarakat dan mengembalikannya di kemudian hari, misalnya dalam bentuk pensiun.

Ø   Kebijakan Pemerintah China Untuk Mengatasi Inflasi
China dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat. Tetapi ekspansi yang cepat ini menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi diatas target bank sentral. Selain itu juga timbul kekhawatiran adanya formasi gelembung aset. Pemerintah China saat ini telah mencoba menahan laju inflasi dan lonjakan harga properti dengan memperketat pasar kredit. Bank sentral telah meningkatkan suku bunga acuan lima kali dalam beberapa tahun terakhir dan juga meningkatkan cadangan rasio bank, kemudian mengurangi jumlah uang yang bisa dipinjam. Analis mengatakan disaat kebijakan ini bisa mengurangi lonjakan harga, mereka menurunkan pertumbuhan.
Maka dari itu pemerintah China membuat kebijakan dengan meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya tarik investasi dan pasar-pasar di China telah mendorong perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia berbondong-bondong menanamkan investasinya. China menerima investasi asing dalam jumlah amat besar, jauh melebihi investasi asing ke Negara-negara kawasan Asia-Pasifik lainnya (di luar Jepang).
Dalam pertumbuhan ekonomi di cina factor-faktor yang mempengaruhi anatara lain: Rendahnya Upah Buruh, Stabilitas Politik, Kebijakan Pendidikan, Kebijakan Pembangunan Infrastuktur, Semangat Wirausaha dan  Deng  Xiaoping  tokoh kunci keberhasilan pembangunan ekonomi China, setelah melakukan serangkaian reformasi  yang ditujukan untuk menyelesaikan situasi ekonomi China.

DAFTAR PUSTAKA :









http://www.voaindonesia.com/content/inflasi-china-meningkat-jadi-2-koma-3-persen/3228662.html